Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Januari 2012

Langkah Membuat Skenario

0 komentar

Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario film:

1. IDE CERITA
Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide.
2. SIAPKAN SINOPSISNYA
Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks.
Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.
Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.
3. BIKIN LOGLINE/PREMIS
Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.
Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis.
4. TREATMEN
Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.
Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:
· Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.
· babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).
· Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1.
· Babak 4: protagonis dan antagonis
· Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah
· Babak 6: protagonis salah mengambil jalan
· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan
· Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi
· Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya
5. OUTLINE SCENE/SCENE PLOT
Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario.
Contoh:
1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta.
2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa.
3. Dst
6. BIKIN SKENARIO!
Ini contoh skenario:
SANG PRABU
Datang Untuk Kembali
Cerita : Yul Andryono
Skenario : Gola Gong
Fade In
Act 1
01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)
Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni
Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja.
Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka.
KEPENGAN:
Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja?
ROH DENI:
Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga!
PUTRI MALAKA:
Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang!
Dialog dan seterusnya….
CUT TO
02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)
Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang
Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota.
PRABU:
Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka…
Dst
CUT TO
03…………….
04………………….
FADE OUT
Keterangan:
Fade In : Cerita dimulai
Act 1 : Babak 1
01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa)
EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior
Taman Sari : Lokasi peristiwa
Pagi : Waktu kejadian
Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll)
Pemain: ….. : Pemain yang main pada film
Kepengen…. : Deskripsi peristiwa
Kepengen: Haiya : Dialog
CUT TO : Pemisah antar scene.
Fade Out : Tanda cerita sudah usai
Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll
PERTANYAAN PENTING
Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah:
1. Siapa tokoh utamanya?
2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?
3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis?
4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?
5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?
6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?
7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?
Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.
BAHAN REFERENSI BACAAN:
Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang
Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office
Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario Profesional

14 Langkah Dalam Membuat Film

0 komentar
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru
14 langkah membuat film sendiri...
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan... Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah...
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. IDE
    Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho... Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan 
    pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di
    sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok...

2. Sasaran
    Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus
    ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300

3. Tujuan
    IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom?
    Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?

4. Pokok Materi
    Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?

5. Sinopsis
    Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.

6. Treatment
    Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini...
    Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba
    muncul api...

7. Naskah
    Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya...). Contoh naskah itu, seperti ini...
    FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
    Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak...
    Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?

8. Pengkajian
    Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu...

9. Produksi Prototipe
    Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan 
    rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).

10.Uji coba
    Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari
    calon audiens.

11.Revisi
    Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

12.Preview
    Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan
    apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.

13.Pembuatan Bahan Penyerta
    Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.

14.Penggandaan
    Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

Jumat, 09 Desember 2011

Memotong lagu dengan Adobe Audition

0 komentar

Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan program Adobe Audition. Salah satu diantaranya adalah memotong lagu.Fungsi ini sering dipakai para sound engineering untuk membuat musik iringan bagi para dancer pada saat mereka tampil ataupun buat hal hal yang menarik lainnya. Pada kesempatan ini akan saya uraikan cara memotong dan menyambung lagu dengan metode yang mudah dimengerti sekalipun bagi mereka yang masih baru didunia audio editing.Baiklah langsung aja kita mulai....


Langkah 1
Install Software Adobe Audition apapun versinya ( Adobe Audition 1.5,2.0,ataupun 3.0 .)

Langkah 2
Buka software Adobe Audition yang telah di install.Maka akan tampil seperti gbr dibawah ini,kemudian klik Multitrack View .
 Gbr.1 
Atau jika kita baru pertama kali menggunakan Adobe Audition maka tampilan akan seperti di bawah ini  (tampilan Adobe Audition theme.ses ).
 Gbr.2

Jika anda menemui hal seperti gbr 1 maka setelah di klik Multitrack View tampilan akan menjadi seperti gbr di bawah ini..

Gbr.3
 Tapi jika anda menjumpai hal seperti gbr 2 maka langkah selanjutnya adalah klik file – new session – atur sample rate pada posisi 44100 ( jika kedepan anda ingin menyimpan proyek anda ke CD ) atau 96000 ( jika kedepan anda ingin menyimpan proyek anda ke DVD ) kemudian Klik OK. Maka sekarang tampilan akan seperti gbr 3..
Langkah 3
Masukkan file lagu kedalam track dengan cara klik insert – audio – cari lokasi tempat lagu di simpan – open. Atau klik kanan salah satu track – audio – cari lokasi tempat lagu disimpan – open. 
Gbr.4
Maka akan tampil waveform file lagu kita seperti terlihat pada gbr di bawah ini...
Gbr.5
Langkah 4
Saatnya memotong Lagu kita…
Langkahnya....
Ø      Klik bagian lagu yang akan kita potong kemudian seleksi sedikit saja menggunakan time selection tool  
Gbr 6.
Ø      Tekan tombol Delete pada keyboard, Maka lagu sudah terpotong seperti tertera pada gambar dibawah ini.Kita tinggal membuang bagian lagu yang tidak kita inginkan.  
Gbr 7.
nah itu tadi sekedar contoh buat sahabat semua... selamat mencoba semoga bermanfaat...!!!

Senin, 03 Oktober 2011

Teknik Penulisan Berita untuk Media TVM

0 komentar
Ada perbedaan antara menulis biasa dengan penulisan jurnalistik. Bahkan dalam jurnalistik pun dibedakan pula terdiri dari media yang digunakan.

Berikut langkah-langkah untuk menulis berita di TV:

Memilih Format Berita TV

Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Untuk menentukan format mana yang akan dipilih, tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain:

Ketersediaan gambar dan momen terjadinya peristiwa atau perkembangan peristiwa yang akan diberitakan.

Format-format berita itu antara lain:

Reader.

Ini adalah format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar ataupun grafik. Hal ini dapat terjadi karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline, dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.

Voice Over (VO).

Voice Over (VO) adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita, gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi narasi.

Natsound (natural sound, suara lingkungan).

Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya natsound tetap dipertahankan, untuk membangun suasana dari peristiwa yang diberitakan. Sebelum menulis naskah berita, tentu Reporter harus melihat dulu gambar yang sudah diperoleh, karena tetap saja narasi yang ditulis harus cocok dengan visual yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik).

Voice Over – Grafik.

Ini adalah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. Namun, ketika presenter membaca tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau tulisan. Hal ini mungkin terpaksa dilakukan karena peristiwa yang diliput sedang berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang bisa ditayangkan.

Sound on Tape (SOT).

Ini adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite).

Format berita ini dipilih jika pernyataan narasumber dianggap lebih penting ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk narasi.

Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT).

VO-SOT adalah format berita TV yang memadukan voice over (VO) dan sound on tape (SOT). Lead in dan isi tubuh berita dibacakan presenter. Lalu di akhir berita dimunculkan soundbite dari narasumber sebagai pelengkap dari berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format VO-SOT dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk melengkapi narasi pada akhir berita. Total durasi diharapkan tak lebih dari 60 detik, di mana sekitar 40 detik untuk VO dan 20 detik untuk soundbite.

Package (PKG).

Package adalah format berita TV yang hanya lead in-nya yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah, yang ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan narasi.

Format ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan dramatis.

Live on Cam.

Ini adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil liputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang relevan.

Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua berita perlu disiarkan secara langsung.

Live on Tape (LOT).

Live on Tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan kemudian.

Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya.

Live by Phone.


Live by Phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis. Jika tersedia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.

Phone Record.

Ini adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini sebetulnya hampir sama dengan Live by Phone, hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat berita dilaporkan secara langsung.

Visual News.


Ini adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambar-gambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in, dan kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apa pun, seperti apa adanya. Format ini bisa dipilih jika gambarnya menarik, memiliki natural sound yang dramatis (misalnya: suara jeritan orang ketika terjadi bencana alam atau kerusuhan, dan sebagainya). Contoh berita yang layak menggunakan format ini: menit-menit pertama terjadinya bencana Tsunami di Aceh.

Struktur Penulisan Berita TV


Ada perbedaan besar antara menulis naskah berita untuk didengar (dengan telinga) dan menulis untuk dibaca (dengan mata). Narasi berita televisi yang baik memiliki awal (pembuka), pertengahan, dan akhir (penutup). Masing-masing bagian ini memiliki maksud tertentu.

Awal (pembuka). Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita yang mau disampaikan. Hal ini memberi suatu fokus dan alasan pada pemirsa untuk tertarik dan mau menyimak berita yang akan disampaikan.

Pertengahan. Karena semua rincian cerita tak bisa dijejalkan di kalimat-kalimat pertama, cerita dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini memberi rincian dari Lead dan menjawab hal-hal yang ingin diketahui oleh pemirsa. Untuk memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diri pada dua atau tiga hal penting saja di bagian tengah ini.

Akhir (penutup). Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang butir terpenting dari berita itu, manfaatnya bagi pemirsa, atau perkembangan peristiwa yang diharapkan akan terjadi.

(satrio arismunandar)

10 Tips Untuk Para Editor

0 komentar
Sebelum melakukan produksi atau pengambilan gambar, ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh editor untuk diselesaikannya pada awal produksi. Selain sistem pengeditan itu sendiri, berikut adalah 10 hal penting yang seharusnya dilakukan oleh para editor

1. Samakan visi anda dengan sutradara / produser / klien. - pahami pikiran mereka tentang proyek.yang akan dilakukan bagaimana mereka melihatnya secara kreatif? Jangan lupa memahami storyboard dan dokumen lain yang dibuat sebelum produksi.

2. Jangan pernah meremehkan pertemuan pra-produksi,

3. Bergabunglah dengan kru produksi Anda. - Apakah itu pada pertemuan pra-produksi atau di lokasi syuting, berbicara dan bertukar pikirlah dengan sutradara direktur fotografi, kameraman, teknologi digital imaging , artistik, audioman, lightingman, penulis script dll

4. Jika produksi anda direkam pada media memory / hardisk – siapkan computer /laptop untuk mentransfer hasil rekaman anda, karena memory untuk kamera sangat terbatas sesegera mungkinlah mentransfer data anda setelah pengambilan beberapa shot, dan yang terpenting segera buatkan backup untuk mengantisipasi segala kemungkinan

5. Mengatur materi editing. - Mengedit adalah proses kontinuitas penggabungan materi syuting dan memberi sentuhan artistik, efek visual maupun grafis / animasi dengan memiliki asisten setidaknya memberikan kemudahan bagi anda

6. Buatlah catatan untuk film anda - Buatlah catatan terperinci tentang pengambilan gambar. lighting , audio dsb. Proses ini sedikit memakan waktu tapi demi kepuasan di kemudian hari, terutama jika Anda memiliki banyak rekaman dan atau jadwal produksi yang panjang.

7. Mulai mengoreksi rekaman./ hasil edit anda - Jika ada yang benar-benar tak layak pakai jangan segan-segan untuk tidak menggunakannya

8. Buat database yang representatif - Detail informasi tentang semua / Anda suara grafis / visual effect / atau unsur-unsur musik. lainnya

9. Diskusikan dengan sutradara, produser ataupun music director tentang pemilihan ilustrasi musik. - Jika mereka tidak memiliki preferensi, biarkan naluri anda.yang bermain

10. Periksa Timeline Anda. - Selalu, lakukan ini setiap sebelum pemutaran. Pastikan semua trek yang sinkron dan tidak ada jump picture / jump cat atau offline audio. Pastikan bahwa semua efek yang membutuhkan rendering telah terlaksana

Penggunaan Zoom pada Lensa

0 komentar
Sebagai pemula alangkah baiknya menghindari penggunaan zoom, tetapi pada kenyataannya penggunaan zoom yang benar dapat menjadikan gambar menjadi indah seperti pada film milik Ridley Scott : Hannibal dan film Munich milik Steven Spielberg yang merupakan film pertama Spielberg yang menngunakan zoom memang Spielberg dikenal sebagai sutradara yang “anti zoom”

Ridley Scott mampu memanfaatkan fasilitas zoom sebagai subyek pendekatan kamera dan terkadang dia sangat suka bermain dengan low angle, hal ini sangat mencolok jika digabungkan zoom yang memiliki efek pembesaran subyek dikombinasikan dengan mendekatnya subyek terhadap kamera yang mampu menimbulkan efek pembesaran di frame. Ada salah satu contoh penggunaan zoom yg sangat bagus yaitu dalam satu adegan di film “Gladiator “ di mana Commodus menuntut kesetiaan dari kakaknya setelah persekongkolan melawan dia digagalkan dan dalam film “ Kingdom of Heaven “ketika Richard III mendekati Balian di akhir film, Teknik zoom yang kuat memang segaja dibuat dan bukan kebetulan untuk mendukung adegan dan situasi yang luar biasa.

Kadang zoom digunakan sangat pelan dan halus sehingga penontonpun tak pernah menyadarinya, ini merupakan spesialisasi James Cameron seperti yang terjadi dalam film Terminator 2 ketika Dyson sedang sekarat dan memegang sebuah benda diatas detonator, kamera men-zoom sangat pelan pada Dyson kemudian zoom berhenti ketika dia menghembuskan napas terakhir dan menjatuhkan benda tersebut diatas detonator sampai meledakkan bangunan Cyberdine Up.

Kesimpulannya zoom memang harus digunakan sesuai kebutuhan jangan pernah menggunakan zoom pada momen yang tidak perlu yang dapat membuat gambar anda tidak semakin bagus

Cara Mendapatkan Kualitas Audio Yang Bagus

0 komentar
Sejauh ini kelemahan teknis terbesar banyak video dan film independen adalah suara. dialog di lokasi yang kadang tidak selalu direkam dengan teknik yang benar dan menghasilkan kualitas audio yang buruk. Lokasi rekaman suara adalah faktor utamanya

 




Berikut ini tips untuk menghasilkan kualitas audio yang bagus :

1.Pilih mikrofon yang tepat

Untuk merekam suara berkualitas tinggi jenis mikrofon harus digunakan: shotgun untuk lokasi outdoor, shotgun sedang untuk indoor, dan non-directional untuk interior sempit.
Semakin terarah akan semakin bagus rekaman suara yang dihasilkan , tetapi yang perlu diingat penggunaan mikrofon directional akan merekam terlalu banyak gema di lokasi interior. Audio-Technica BP4073 Shotgun Microphone yang sangat di rekomendasikan untuk situasi ini yang merupakan mic favorit dari banyak profesional.

2. Tempatkan mikrofon sedekat mungkin dengan mulut aktor

Setelah memilih mikrofon yang tepat, dan mendapatkan lokasi dialog berkualitas tinggi usahakan untuk menempatkan mikrofon sedekat mungkin pada subyek. Dengan cara ini suara aktor akan jauh lebih jelas dan lebih dominan dari kebisingan latar belakang. mikrofon juga harus berada di atas kepala , mengarah ke bawah di mulut aktor. Pilihan terbaik kedua adalah untuk menempatkan mikrofon di bawah tepi bawah frame, dengan mikrofon mengarah ke atas di mulut aktor.

Cara terbaik selanjutnya adalah dengan membuat aktor masuk ke dalam frame dan menginstruksikan operator boom untuk memasukkan mikrofon ke dalam frame, kemudian angkat sampai keluar dari frame sambil mengatur posisi mikrofon di atas kepala actor.
Cara ini sedikit beresiko jika audioman tidak konsentrasi bisa jadi mikrofon akan masuk ke dalam frame,

Seputar Pembuatan Video Musik

0 komentar
Banyak prinsip-prinsip pembuatan film umum juga berlaku untuk produksi musik video.

Sebagai langkah awal rekamlah satu lagu secara lengkap yang dapat gunakan sebagai shot master pada proyek anda kemudian rekamlah bagian perbagian seperti penyanyi, pemain musik, model, figuran dsb tergantung tema dan konsep video klip masing-masing

Selain itu, yang paling penting adalah menginstruksikan penyanyi untuk menyanyi dengan sebaik-baiknya dan tidak menyanyi setengah hati. Jika mereka seperti bergumam, tidak akan terlihat bagus ketika mencoba mensinkronkan lagu tersebut, karena ketegangan dan gerakan wajah dan bahasa tubuh tidak akan konsisten dengan vocal /lagu. Mereka harus bernyanyi seolah-olah kita sedang membuat rekaman nyata dari lagu tersebut.

Ambil angle sebanyak mungkin dari berbagai sudut dan lokasi serta mencakup seluruh lagu, ini akan memudahkan editor memiliki pilihan yang banyak dan variatif, dan yang paling penting banyak-nanyaklah mengambil cut away, berbeda pada film video klip banyak sekali jumpshot dan kadang antar shot tidak saling berkaitan dalam hal ini cut away sangat dibutuhkan.

Dalam hal tertentu kaidah film banyak dipakai di video klip seperti teknik komposisi gambar, pencahayaan, pengadeganan, tapi dalam banyak hal justru banyak yang melanggar teknik sinematografi seperti continuity dan cerita terkadang tidak berhubungan satu sama lain justru di sinilah letak keindahan video musik itu sendiri yang memungkinkan kita berkreasi dengan sebebas-bebasnya…..

Email subscribe

Sign up for our newsletter to receive the latest news and event postings.

Copyright © 2011 Blog, All Right Reserved. Design by Java Templates Powered by Blogger